Senin, 24 Oktober 2011

Khutbah Idul Qurban 1433 H

  DENGAN QURBAN HILANGKAN SIFAT KEBINATANGAN KITA


Oleh Moh.Mas’al, S.HI
إنَّ الحَمْدَ لِله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ الله ُفَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنْ لا إلهَ إلا الله ُوَحْدَهُ لا شَريْكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَأمِيْنُهُ عَلىَ وَحْيِهِ ، وَخِيْرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ ، وَسَفِيْرُهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ عِبَادِهِ ، المْبَعْوُثُ بِالدِّيْنِ الْقَوِيْمِ ، وَالْمَنْهَجِ الْمُسْتَقِيْمِ ، أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالمَيِنْ ، وَإِمَاماً لِلْمُتَّقِيْنَ ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } آل عمران : 102[ . { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً } النساء : 1[ . { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً }الأحزاب : 70-71.أما بعد
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa menganugerahkan karunia rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, nikmat Iman dan Islam, nikmat sehat wal afiat, dan sekian banyak lagi nikmat yang tidak mungkin bisa kita ingat maupun kita catat. Maka meyakini dengan  sepenuh hati bahwa segala nikmat itu hanya dari Allah datangnya, seraya mensyukuri dan mendayagunakannya untuk mendapatkan ridha dan cinta-Nya semoga membuat kita mendapatkan pelipat gandaan nikmat, seperti yang telah Allah janjikan.
Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan untuk Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam- beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia menjalankan syariat ajaran agamanya.
Sebagai pengamalan perintah Allah swt. Setiap tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah,umat Islam seluruh dunia melakukan penyembelehan hewan qurban. Tak terkecuali mereka yang tengah melaksanakan ibadah haji di tanah Suci Makkah.
Allahu Akbar 3X WaliLlahilhamdu.
Istilah qurban dikenal dengan القربان  dan الأضحية   kalau qurban secara bahasa “ apa saja yang bisa mendekatkan diri kepada Allah baik itu berupa binatang sembelehan atau lainnya” mulai ada di zaman Nabi Adam as. Dengan kedua putra beliau yang bernama Qobil dan Habil yang diabadikan oleh Al Qur’an surat Al Maidah : 27, begitu juga di zaman Yahudi untuk mengetahui kebohongan dari mereka diperintahkan untuk mengeluarkan qurban yang terkenal dengan qurban bakaran, jika salah satu ada yang berbohong maka api dari langit tidak akan memakan qurban dari mereka sampai Allah mengabadikan dalam surat ...
Sedang Al Udhiyah secara bahasa الأضحية  : إسم لما يذبح فى أيام النحر لقربة إلى الله تعالى  nama bagi hewan yang disembelih di hari Nahr (tanggal 10) untuk mendekatkan diri kepada Allah swt”yang dilakukan setelah shalat Id bagi yang tidak berhaji di Baitullah, bagi yang melakukan ibadah haji sembelihan mereka namanya الهدي   (Al Hadyu) yang dibawah jama’ah haji untuk disedeqahkan.
Ada 4 macam Hikmah Qurban /Udhiyah : 1. Tajdid ruh al Udhiyah :di zaman Rasulallah saw dan para sahabat adalah pada haqiqatnya merupakan upaya tajdid ( upaya pembaharuan ), karena qurban itu sendiri dilakukan setiap saat. Dalam artian luas qurban mengandung ma’na selalu siap untuk menerima panggilan demi kepentingan Allah swt. Nabi, Sahabat, serta pengikutnya setiap saat selalu memenuhi apapun yang diminta agama. Inilah sesungguhnya ma’na haqiqattnya dari qurban, termasuk juga dalam hal ini adalah qurban harta yang banyak dilakukan para sahabat seperti Ustman bin Affan yang menyumbangkan semua hartanya demi kepentingan perjuangan Islam. Begitu juga Abu Bakar Ash Shidiq, Umar  bin Khottob serta sahabat lainnya. Agar semangat berqurban itu selalu tumbuh dalam jiwa umat Islam, maka perlu semacam Tajdid atau pembaruan sikap untuk selalu mau berqurban yang kemudian di abadikan setiap tanggal 10-13 Dzulhijjah.
2. Tuzalu shimatal bahamiyah (hilangkan sifat-sifat kebinatangan), qurban sebenarnya sekedar simbul sesuatu yang kita qurbankan, diantaranya ada dua manfaat yang dapat kita lihat dari kegiatan qurban adalah pertama:darah yang muncrat dari tubuh hewan yang disembelih, kenapa kita yang berqurban oleh para ulama’ dianjurkan untuk menyaksikannya, maksudnya ialah agar kita siap untuk mengorbankan darah segar kita sekalipun, kalau memang itu benar merupakan perintah agama, seperti perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as.untuk menyembelih putra kesayangannya yaitu Nabi Ismail as.itu kita tidak boleh takut untuk mengeluarkan darah. Yang Kedua  seperti yang dijelaskan para ulama’ dengan melakukan penyembelihan qurban diharapkan mampu menghilangkan sifat-sifat bahimiyah (kebinatangan) yang ada dalam tubuh kita.
Allahu Akbar 3X WaliLlahilhamdu.
3. Tauiyyatu al-Ijtimaiyyah ( kesadaran untuk berjiwa sosial)  sebenarnya setiap ibadah tidak sekedar memiliki makna ritual tetapi juga memiliki makna sosial lebih-lebih ibadah qurban yang kita lakukan setiap tanggal 10-13 Dzulhijjah, diharapkan agar tumbuh kesadaran yang tinggi untuk peduli dengan sesama yang semakin lama sangat memprihatinkan dikalangan kita, sehingga dengan ibadah qurban ini akan tumbuh jiwa-jiwa Ruhama’ (kasih sayang) yang  akan menghilangkan sekat antara orang yang kaya dengan orang yang tak mampu, diantaranya adalah pembagian daging qurban yang dibagikan kepada fakir miskin pada hari-hari tersebut diharapkan bisa dirasakan sebagai nikmat bagi mereka, inilah dampak sosial dari ibadah qurban , sebuah wujud kepedulian dari orang-orang mampu bagi mereka yang fakir miskin. Kepedulian terhadap fakir miskin tersebut merupakan bagian utama dari kehidupan seorang Muslim yang merupakan wujud dari keimanannya yang ada dalam dirinya.
4. Fida’un min al-a’fati wal kawarist wal mashoib fi astna’il ammah ( sebagai tebusan dari berbagai macam penyakit, bencana, dan musibah secara umum) dan secara khusus Sebagaimana  yang telah dilakukan  oleh Nabi Ibrahim as.untuk  menyembelih Nabi Ismail as. Sebagai tebusan dari bencana yang besar yaitu menyembelihnya, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt pada surat Shoffat : ayat 106-107 “ ini adalah bencana yang nyata dan aku telah menebusnya dengan sembelihan yang besar”
 اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللهم بارك لنا في صاعنا ومدنا وقليلنا وكثيرنا واجعل لنا مع البركة بركتين
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا [الفرقان/74]
رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا [الكهف/10]
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8) رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [البقرة/201]
وصل اللهم علي خير خلقك وأفضل نبيك محمد وعلي آله وصحبه وسلم تسليما والحمد لله رب العالمين

Jumat, 12 Februari 2010

DIBALIK KEGAGALAN

Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan untuk mencapai tujuan.Memang,tidak ada orang selalu berhasil dalam merealisasi setiap rencananya.Kegagalan tertebut tentu tidak lepas dari taqdir Allah Swt.Sebuah ungkapan masyhur mengatakan :”Manusia berusaha,Allah jualah yang menentukan”.
Setiap kegagalan biasanya menghasilkan perasaan kecewa,sedih,menangis atau marah.expresi tersebut sebenarnya wajar-wajar saja.Namun,apa yang sebaiknya dilakukan ketika sebuah kegagalan datang menimpa kita?.
Langkah terbaik adalah Ridho terhadap ketetapan Allah serta berupaya mengungkap hikmah dan pelajaran yang tersembunyi dibalik kegagalan tersebut.Sebab,h Allah swt tidak pernah mendhalimi hambaNya.Sehingga,segala ketentuan Allah baik berupa keberhasilan atau kegagalan selalu berdampak kemaslahatan bagi hambNya.amat naïf jika kegagalan dilampiaskan dengan menyalahkan Allah,serta menganggap allah tidak adil dan pilih kasih.
Salah pula jika kegagalan membawa rasa putus asa dan patah semangat.Apalagi sampai berputus asa dari rahmat Allah,padahal rahmat Allah(kasih sayang) Allah tak terbatas jumlahnya.Kita perlu mengingat pesan Nabi Ayyub kepada putra-putranya,”…….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesunggunya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang kafir.”(Qs. Ysuf :87).
Ketika da’wah di kota Makkah mengalami stagnasi Rasulallah saw.mengalihkan perhatiannya dengan melakukan manuver ke Thaif.Beliau berharap akan mendapat sambutan dikota itu.Namun kenyataanya tidak demikian.Kedatangnnya telah diketahui oleh pemimpin Quraisy.Sebelum Rasulallah menyampaikan misinya. Orang-orang kafir Quraisy tlah menghasut penduduk Thaif agar menolak kedatangan beliau. Bahkan melempari beliau dengan batu.
Kegagalan ini membuat Beliau amat bersedih,yang lalu diexpresikannya melalui do’a yang panjang disebuah kebun,bahkan malaikat menawarkan untuk menimpahkan gunung Akhsyabin kependuduk Thaif.Akan tetapi beliau tidak mendendam dan patah semangat untuk berda’wah.
Kejadian tersebut telah memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya menjaga kerahasiaan dalam menerobos lahan da’wah yang baru agar semua rintangan yang muncul dapat dianti sipasi sejak dini. Ini nampak pada kisah hijrah nabi dan para sahabatnya ke kota Madinah. Dari buku-buku shiroh kita dapati,beliau sangat teliti dan hati-hati dalam mengamankan peristiwa hijrah.
Dari sini dapata dipahami makna ungkapan masyhur :” Seorang muslim tidak terjatuh dua kali dalam lubang yang sama. Karena itu mengambil pelajaran dari sebuah kegagalan suatu keharusan.
Mungkin saja kegagalan tersebut bukanlah kegagalan untuk selama-lamanya,namun hanyalah keberhasilan yang tertunda. Sehingga,sungguh keliru jika sebuah kegagalan memunculkan rasa pesimistis yang berlebihan.Dengan begitu,seorang muslim dituntut untuk selalu bersikap optimistis dalam beraktifitas dimasa lalu, pemahaman ini telah terekam dengan jelas apa yang dikatakan oleh Umar bin Khottob ketika Umar dan para sahabat mau memasuki sebuah kampung yang terserang wabah penyakit menular yang hebat,dari kisah yang panjang itu, singkat cerita,separuh para sahabat memilih terus dan sebagian lagi memilih kembali,akhirnya Umar berkata kita belok ketempat lain saja,kemudian ada satu sahabat membantah”,Hai,Umar apa kamu lari dari taqdir Allah ?” lantas Umar menjawab,”ya,saya lari dari taqdir Allah menuju taqdir Allah yang lain.Maksudnya kalau disitu ada taqdir Alllah, maka disana juga ada taqdir Allah yang lain,”(HR.Shohih Bukhori:jilid4,)sehingga bagaimanapun pemahaman orang tentang taqdir,pemahaman yang benar, akan melahirkan sifat yang optimis bukan pesimis,guna menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Aminn………….

Minggu, 07 Februari 2010

Hilangnya Do'a sang Kiyai/Ustadz

Pada setiap peringatan Hari pendidikan yang jatuh setiap tanggal 2 Mei,Masalah yang banyak disoroti adalah mutu pendidikan.Masalah itu juga mengusik perhatian seorang kiyai mudah asal Madura yang perhatiannya sangat besar terhadap masalah pedidikan.
Untuk keperluan itu beliau menyamar sebagai oran biasa,mengunjungi kiyai-kiyai diberbagai pesantren yang ada dipesisir selatan,dari Surabaya ke arah timur hingga Banyuwangi,ya’ni kawasan yang terkenal memiliki banyak pesantren besar,”menurut Pak Kiyai mutu lulusan pesantren dulu dan sekarang mana yan g lebih baik”? dekian Tanya kiyai muda setiap kali mengawali perjumpaannya dengan kiyai-kiyai dikawasan itu.
Rata-rata para kiyai berpendapat,mutu lulusan pesantren dahulu lebih baik dari sekarang.kiyai muda kiyai muda yang sejak usia 19 tahun telah mengasuh sebuah pesantren,dengan amat hati-hati dan penuh tawadlu’sebagaimana lazim dalam tradisi pesantren, mengjukan pertanyaan kedua,”menurut hemat pak kiyai,kira-kira apa penyebabnya ?”
Hampir semua kiyai menjawab,” Saya tidak tahu,padahal sarana pendidikan lebih baik.caranya pun tak berbeda dengan yang di tempuh oleh kiyai-kiyai terdahulu.
Biasanya setelah menjawab pertanyaan itu para kiyai yang ditanyai balik bertanya ,“ Oh ya, menurut kamu kira-kira apa penyebabnya ?”
Setelah minta izin untuk mengemukan pendapatnya,kiyai muda ini menjawab dengan singkat,” Barang kali,karena para kiyai sekarang lupa berdo’a untuk para para santrinya.”
Ya,itu benar.Benar sekali” Jawab kiyai sepuh di sebuah pesantren kecil yang telah melahirkan banyak kiyai besar itu.Selanjutnya sang kiyai sepuh mengajukan kritiknya “ Wong sekarang ini banyak kiyai lebih di sibukkan dengan mempertajam do’a batinnya (maksudnya,do’a-do’a majic yang sangat dibutukan oleh para tamu yang datang berkunjung) dari pada medo’akan santrinya.
Menurut hemat penulis,rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa salah satu dari sekian banyak kelebihan pendidikan pesantren dari pendidikan sekolah pada umumnya adalah para kiyai dan ustadznya selalu mendo’akan para santrinya.”
Dari hasil “Dialog silaturrohim” kiyai muda itu diketahui,ternyata kelebihan yang sangat spesifik pesantren itu mulai hilang dari lingkungan pesatren.Padahal semua tahu bahwa do’a itu inti ibadah (HR.Tirmidzi)dan bahwa tidak sesuatu yang lebih mulia bagi Allah SWT. Adalah do’a (HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
Dalam forum-forum diskusi baik berbentuk seminar,panel,dialog dan lain-lain,jarang sekali kalau mungkin tidak pernah – “sebab yang satu” itu dibicarakan secara intens dan dibahas secara serius.Padahal,bila peserta didik telah masuk kedalam ruang do’a guru,berarti perhatian dan motivasi guru itu sangat besar untuk meningkatkan kwalitas anak didiknya.